TEMPO.CO, Jakarta - Menyusul pengalihan pengoperasian Bandara Fatmawati Bengkulu dari Kementerian Perhubungan ke PT Angkasa Pura II, BUMN ini akan membuka rute internasional melalui bandara tersebut pada tahun depan.
“Kita akan upayakan tahun depan ada rute internasional ke sana karena perizinan dari Kemenhub, kota dan operator akan dorong usulan itu dengan dasar dan pertimbangan yang kuat,” kata Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin di Jakarta, Senin 14 Oktober 2019.
Awaluddin mengaku tidak sulit mengoperasikan bandara internasional karena pihaknya berpengalaman di sejumlah bandara, seperti Bandara Soekarno-Hatta. “Pengembangan usaha bandara ini bukan jadi sesuatu yang baru. Kita sudah 17+2 bandara jadi 19 bandara. Kita pastikan punya global standar. Kita akan evaluasi menyeluruh. Apa yang akan ditambahkan,” kata dia.
AP II juga akan meningkatkan frekuensi Bandara Fatmawati dengan memprioritaskan Padang menjadi destinasi utama. Selain itu juga akan dilakukan pengembangan kawasan bandara.
Untuk menjalankan pengembangan bandara tersebut, Awaluddin menyebutkan AP II membutuhkan investasi sekitar Rp622 miliar. Modal itu untuk tahap pertama pengembangan dalam jangka waktu konsesi 30 tahun.
Adapun Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sebelumnya mengatakan dengan kerja sama tersebut bisa menghemat APBN. Sehingga, pemerintah dapat mengalihkan anggaran untuk memaksimalkan pembangunan dan perawatan bandar udara lain yang ada di pelosok Indonesia.
Skema kerja sama pemanfaatan ini juga diharapkan dapat mendorong pihak swasta lain agar melakukan kerja sama dengan pemerintah. "Satu sisi pasti memberikan suatu ruang APBN bagi Ditjen udara untuk bisa memanfaatkan membangun, merawat bandara-bandara di pinggiran dan di pelosok yang selama ini belum maksimal kita lakukan," tutur Budi Karya.
Total aset yang dikerjasamakan untuk Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu mencapai Rp2,504 triliun, sementara itu untuk Bandar Udara H. AS Hanandjoeddin Tanjung Pandan mencapai Rp1,759 triliun, dan Bandar Udara Sentani Jayapura yang dikerjasamakan dengan AP I mencapai Rp6,804 triliun, sehingga total setnya mencapai Rp11,068 triliun.
ANTARA